
Usus Buntu
Apendisitis atau yang umum dikenal dengan usus buntu merupakan salah satu penyakit yang memerlukan
operasi atau pembedahan sebagai langkah penyembuhannya. Rasa sakit yang kadang
hilang membuat orang sering meremehkan penyakit ini, tetapi rasa sakit yang
menyerang akan membuat orang yang mengalaminya menderita kesakitan yang sangat
merepotkan. Maka, lebih baik mengetahui gejalanya sebelum datang rasa sakit yang
mengganggu. Apa penyebab dan gejala dari usus buntu ini?
Pasien dinyatakan usus
buntu apabila terjadi penyumbatan total pada bagian lumen apendix. Hal umum yang sering ditemui penyumbatnya
adalah biji-bijian seperti biji jambu, tomat atau cabai.
Gejala Usus Buntu
Apabila Anda sering
mengalami sakit pada perut, cobalah periksa apakah sakit perut Anda sama dengan
gejala usus buntu berikut ini:
·
Rasa sakit pada bagian
pusar dan ulu hati yang kadang datang dan kadang hilang.
·
Selanjutnya akan merasakan
sakit pada bagian abdomen sisi kanan beberapa jam setelah gejala pertama. Rasa
sakit dengan intesitas yang kuat dan bahkan disertai dengan demam pada
penderitanya. Suhu badan dapat mencapai 39 derajat Celcius dan menetap.
· Rasa sakit pada bagian
perut juga disertai rasa mual dan kembung. Rasa mual juga dapat menyebabkan
penderita muntah apabila lambung terisi makanan.
Periksa Usus Buntu
Untuk memastikan apakah
gejala-gejala tersebut merupakan indikasi usus buntu, pihak medis
biasanya meakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosanya.
Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan adalah dengan USG pada bagian
abdomen, pemeriksaan foto radiologic, dan pemeriksaan laboratorium dan urine.
Pada pemeriksaan urine,
pengecekan dilakukan dengan melihat apakah jumlah leukosit atau eritrosit pada
apendiks melebihi batasan normal atau tidak. Kelebihan jumlah eristrosit dan
leukosit dapat mengindikasikan adanya peradangan pada apendiks.
Operasi Usus Buntu
Pada kasus usus buntu,
penyembuhannya dilakukan dengan cara operasi. Ada dua cara operasi usus buntu
yang dapat dilakukan. Pertama, disebut dengan Apendiktomi Konvensional dan
yang kedua dengan cara Apendiktomi Laparoskopik.
Apendiktomi Kovensional
dapat dilakukan pada pasien dengan berat badan normal. Sedangkan apabila pasien
memiliki berat badan berlebih atau obesitas, maka pembedahan dilakukan dengan
Apendiktomi Laparoskopik.
Pelaksanaan pembedahan
tidak dapat dilakukan secara langsung, karena ada syarat kondisi tubuh pasien
telah membaik. Syarat kondisi pasien sebelum dilakukan pembedahan adalah suhu
badan pasien tidak boleh lebih dari 38 derajat Celcius, pembuangan urine normal
yaitu 1-2 ml/kg setiap jam dan denyut nadi dibawah 120 kali/menit.
Usus Buntu pada Anak
Usus buntu dapat pula
menimpa anak-anak bahkan bayi. Pada anak dan bayi diagnosa dini sulit
dilakukan, selain itu jika menimpa pada anak-anak, resikonya menjadi lebih
besar karena makin muda usia pasien, makin besar kemungkinan terjadinya
komplikasi pada robekan pembedahan. Maka, akan sangat baik mencegah penyakit
ini menimpa anak Anda.
Dengan mengetahui gejala
usus buntu sejak awal, Anda akan lebih mudah melakukan tindakan segera agar
penyakit usus buntu tersebut tidak berlarut-larut.
Source: http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/440-usus-buntu.html