
Ini Alasan Mengapa Orang Sulit Lepas dari Gula
Pernahkah Anda bertanya mengapa sangat sulit untuk
lepas dari makanan manis, seperti
permen, coklat, atau mungkin gulali? Bagi Anda pecinta hidangan manis dan
mencoba untuk berhenti dihimbau tidak menyalahkan kehadiran makanan mengandung
gula tersebut.
Dalam sebuah penelitian yang
diterbitkan dalam jurnal 'Diabetes', asisten profesor kedokteran sekaligus
penulis, M Yanina Pepino, PhD mengatakan telah mengidentifikasi kelainan
baru yang berhubungan antara respon dan dopamin pada otak individu yang obesitas.
Seperti dilansir dari Huffingtonpost.com, Jumat
(17/6/2016), ketika lahir, manusia kurang menyukai rasa manis dan bahkan saat
remaja sampai dewasa pun demikian sehingga reseptor dopamin di otak masih
sedikit. Reseptor dopamin sendiri berkaitan dengan suatu hal yang nikmat.
Ketika seseorang masih muda,
reseptor dopamin mereka sedikit dan hal tersebut yang membuat badan tidak
mengalami obesitas. Para peneliti melakukan eksperimen pada 20 orang sehat yang
dibandingkan dengan 24 orang obesitas. Para
relawan tersebut memiliki rentang usia antara 20 sampai 40 tahun.
Para peserta menerima minuman yang
mengandung berbagai tingkat gula untuk menentukan derajat kemanisan
masing-masing individu yang lebih disukai. Para peneliti kemudian
melakukan positron emission tomography (PET) scan untuk
mengidentifikasi reseptor dopamin setiap orang terkait kenikmatan yang
dirasakan di otak mereka.
Dopamin merupakan zat kimia di otak
yang berfungsi membuat perasaan kita menjadi lebih baik atau senang. Melalui
proses pemindai atau scan tersebut mereka menemukan bahwa orang dengan berat
badan normal lebih memilih makanan atau minuman yang tak terlalu manis
dibandingkan yang obesitas.
Seorang professor psychiatry,
neurologi dan radiologi, Tamara Hershey, PhD, menegaskan bahwa jangan lagi
menyalahkan makanan atau minuman manis ketika seseorang mengalami obesitas. Namun,
Anda harus menyalahkan otak dan diri sendiri karena memiliki selera akan rasa
manis denggan level tinggi.