
TIPS
Pola Hidup Sehat untuk Cegah Kanker Hendaknya Dimulai Sejak Dini
Jakarta, Meski banyak kasus kanker dialami oleh orang dewasa namun bukan berarti pola hidup sehat untuk pencegahan kanker baru dimulai saat dewasa. Justru sebaiknya pola hidup sehat dilakukan sejak dini agar anak terbiasa menjalani gaya hidup sehat.
Seperti diketahui, kanker bukan hanya disebabkan permasalahan medis seperti adanya mutasi sel, tetapi juga disebabkan makanan berpengawet, kebiasaan merokok, dan faktor lain sehingga perlu adanya awareness sejak dini. Pola hidup sehat di sekolah misalnya dengan membiasakan anak membeli makanan sehat di kantin yang bersih, serta ketersediaan akses air bersih untuk minum dan cuci tangan.
Seperti diketahui, kanker bukan hanya disebabkan permasalahan medis seperti adanya mutasi sel, tetapi juga disebabkan makanan berpengawet, kebiasaan merokok, dan faktor lain sehingga perlu adanya awareness sejak dini. Pola hidup sehat di sekolah misalnya dengan membiasakan anak membeli makanan sehat di kantin yang bersih, serta ketersediaan akses air bersih untuk minum dan cuci tangan.
"Itu yang kami akan lakukan edukasi," ucap Menkes Nila ditemui di Kantor Kemenkes, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan dan ditulis Kamis (5/2/2015).
Upaya preventif perlu berjalan beriringan dengan deteksi dini kanker. Karena dengan deteksi dini, kanker akan lebih cepat diketahui dan ditangani. Dengan demikian peluan sembuhnya menjadi lebih besar. Sedangkan kanker pada anak, masih belum diketahui dengan pasti penyebabnya. Namun jika sudah diketahui, maka bisa segera dilakukan upaya untuk memutus mata rantai kanker.
"Kita bisa langsung membuat vaksinnya atau kalau ada bakteri bisa dibuat antibiotiknya, ini kan tidak. Tetapi ada faktor-faktor risiko lain yang menyebabkan mutasi sel. Ada perubahan sel yang menyebabkan pertumbuhan progresif yang bisa disebabkan virus, bahan kimia dan pengawet seperti boraks, formalin, radiasi. Jadi memang kita harus hindari faktor pemicunya," ucap Menkes.
Upaya preventif perlu berjalan beriringan dengan deteksi dini kanker. Karena dengan deteksi dini, kanker akan lebih cepat diketahui dan ditangani. Dengan demikian peluan sembuhnya menjadi lebih besar. Sedangkan kanker pada anak, masih belum diketahui dengan pasti penyebabnya. Namun jika sudah diketahui, maka bisa segera dilakukan upaya untuk memutus mata rantai kanker.
"Kita bisa langsung membuat vaksinnya atau kalau ada bakteri bisa dibuat antibiotiknya, ini kan tidak. Tetapi ada faktor-faktor risiko lain yang menyebabkan mutasi sel. Ada perubahan sel yang menyebabkan pertumbuhan progresif yang bisa disebabkan virus, bahan kimia dan pengawet seperti boraks, formalin, radiasi. Jadi memang kita harus hindari faktor pemicunya," ucap Menkes.
Pemerintah juga telah menggelar pelatihan untuk tenaga medis sejak tingkat puskesmas. Sementara tingkat kesembuhan paling baik pada kasus kanker anak adalah pada pasien leukemia limfoblastik akut sebesar 60-70 persen dari seluruh rumah sakit.
Soal Rokok
Salah satu kebiasaan buruk yang ditengarai sebagai penyebab kanker dan penyakit serius lainnya adalah merokok. Nah, edukasi terhadap pendidikan dasar mengenai peringatan bahaya rokok juga dilakukan Kemenkes.
Diakui Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan, dr HM Subuh, MPPM, bahwa poster peringatan bahaya rokok saja tidak cukup tapi juga dilakukan dengan tindakan.
"Kita sedang gencarkan Upaya Kesehatan Sekolah (UKS), tapi kan sulit juga kalau lingkungan teman-teman sebayanya mengatakan rokok itu keren dan macho. Sehingga harus ada pengawasan dari pimpinan sekolah. Kalau perlu buat peraturan saja seperti Gubernur DKI kalau PNS yang ketahuan merokok di perkantoran akan dikenakan denda walau digaji besar," ucap dr Subuh.
Salah satu kebiasaan buruk yang ditengarai sebagai penyebab kanker dan penyakit serius lainnya adalah merokok. Nah, edukasi terhadap pendidikan dasar mengenai peringatan bahaya rokok juga dilakukan Kemenkes.
Diakui Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan, dr HM Subuh, MPPM, bahwa poster peringatan bahaya rokok saja tidak cukup tapi juga dilakukan dengan tindakan.
"Kita sedang gencarkan Upaya Kesehatan Sekolah (UKS), tapi kan sulit juga kalau lingkungan teman-teman sebayanya mengatakan rokok itu keren dan macho. Sehingga harus ada pengawasan dari pimpinan sekolah. Kalau perlu buat peraturan saja seperti Gubernur DKI kalau PNS yang ketahuan merokok di perkantoran akan dikenakan denda walau digaji besar," ucap dr Subuh.
Menurut dr Subuh, sebenarnya larangan untuk tidak merokok di tempat umum sudah baik, tapi perlu pengawasan ketat. Tidak hanya itu, Kemenkes juga masih memperjuangkan ratifikasi FTCT agar diterima beberapa kementerian supaya produsen tembakau tidak beriklan di media massa.
"Kita sudah berkali-kali melarang produsen rokok beriklan di televisi dan media. Ratifikasi FTCT masih dalam proses dan kita perjuangkan ke berbagai kementerian untuk bisa menyakini bahwa pelarangan tersebut tidak ada efeknya dari sisi produsen. Karena dibeberapa negara penghasil tembakau terbesar saja keuntungan produsen rokok tetap tidak berpengaruh. Tapi dengan adanya pelarangan ini kita bisa melindungi generasi muda," tutup dr Subuh.
"Kita sudah berkali-kali melarang produsen rokok beriklan di televisi dan media. Ratifikasi FTCT masih dalam proses dan kita perjuangkan ke berbagai kementerian untuk bisa menyakini bahwa pelarangan tersebut tidak ada efeknya dari sisi produsen. Karena dibeberapa negara penghasil tembakau terbesar saja keuntungan produsen rokok tetap tidak berpengaruh. Tapi dengan adanya pelarangan ini kita bisa melindungi generasi muda," tutup dr Subuh.
(vit/vit)
RELATED TOPICS